Monday, July 27, 2009

ABORTUS BUATAN



ABORTUS BUATAN

Definisi :
Abortus buatan adalah mengeluarkan hasil konsepsi sebelum kehamilan 28 minggu atau berat badan janin kurang dari 1000 gram dimana janin tidak dapat hidup diluar rahin.

Pandangan umum
Abortus buatan masih menyisakan kontroversi diseluruh Negara di dunia. Ada yang pro dan tidak sedikit yang menentang abortus buatan. Perdebatan ini terjadi antara alasan medis, hukum, ,agama dan sosial.
Di Indonesia, abortus buatan dikategorikan sebagai tindakan kriminal dan merupakan larangan keras. Tetapi hal ini dapat ditolerir pada kasus yang mengancan nyawa ibu. Apabila kehamilan ini dipertahankan maka akan menyebabkan kematian ibu, maka alasan ini masih dapat dipertimbangkan untuk melakukan terminasi kehamilan.
Keputusan untuk abortus buatan harus diambil oleh sekurang-kurangnya dua dokter dengan persetujuan tertulis dari wanita hamil atau suaminya atau keluarganya yang terdekat dan dilakukan disuatu rumah sakit yang mempunyai cukup fasilitas untuk mengerjakannya.

Cara melakukan abortus buatan :
1.Dilatasi dan kuretase ( D & K)
2.Penyedotan (suction curettage)
3.Dilatasi bertahap
4.Penggaraman (cairan garam hipertonik)
5.Pemberian prostaglandin (PG)
6.Histerotomi

DILATASI DAN KURETASE (D & K)
Cara melakukan dilatasi dan kuretase pada abortus buatan sama dengan cara abortus lainnya (incomplitus). Hanya saja, pada abortus buatan belum ada pembukaan kanalis cervikalis. Karena itu maka harus dilakukan dilatasi serviks.

Komplikasi :
•Perforasi : dapat terjadi jika dilakukan dengan kurang hati-hati. Perforasi dapat terjadi saat memasukkan sonde rahim, dilatasi dengan busi hegar, maupun selama melakukan kuretase. Akibatnya terjadi perdarahan dan peritonitis. Jika dilakukan diluar rumah sakit maka akan berakibat fatal.
•Perdarahan : Biasanya terjadi pada abortus buatan dengan janin yang cukup besar dimana kontraksi rahin yang kurang sempurna. Penanganan ; berikan oksitosin, tranfusi dan pasang tampon utero-vaginal.
•Infeksi : jika dilakukan kurang aseptik
•Robekan pada serviks : jika serviks terlalu keras, dilatasi dan pegangan klem terlalu kuat/dipaksakan. Sering juga karena klem serviks dengan satu gigi.

DILATASI BERTAHAP
1.Tahap pertama : pasang gagang laminaria. Masukkan gagang laminaria 2-3 buah ke dalam kanalis servikalis dengan ujung atas masuk dalam cavum uteri dan ujung bawah dalam vagina, lalu masukkan tampon kasa dalam vagina. Sifat laminaria adalah hidroskopis yaitu perlahan lahan menarik/menyerap air menjadi gembung sehingga membuka kanalis servicalis. Sebaiknya dipasang jam 6-7 malam sehingga pagi sudah bias dikeluarkan (12 jam)
2.Tahap kedua : bila pembukaan belum seperti yang dikehendaki, dapat diperlebar dengan busi hegar.
3.Tahap selanjutnya : Keluarkan hasil konsepsi dengan cunam abortus atau alat curet. Resiko adalah perdarahan dan infeksi, bekerjalah dengan hati-hati dan teknik asepsis. Jika perlu berikan uterotanika.

PENGGARAMAN
Cara ini dilakukan jika kehamilan diatas 16 minggu dimana rahin sudah cukup besar.Cairan amnion dikeluarkan dengan semprit, (transuterin / amniosentesis) masukkan cairan garam hipertonik (20%) atau gula hipertonik (50%) sebagai iritan pada amnion, dengan harapan akan terjadi HIS. Sebaiknya berikan oksitosin drip 10-20 unit oksitosin dalam 500 cc dektrose 5% dengan tetesan 15-25 tetes/menit. Diharapkan terjadi abortus dalam 24 jam.
Indikasi :
•abortus buatan
•Kematian janin dalam rahim
•Missed abortion

Komplikasi
•Larutan garam masuk dalam rongga peritoneum atau pembuluh darah. Cardiac arrest, sesak nafas daan hipofibrinogenemia.
•Trauma pada rongga perut lainnya
•Perdarahan
•Infeksi

PEMBERIAN PROSTAGLANDIN
Prostaglandin dapat merangsang kontraksi otot rahim.

Induksi haid :
Jenis PG yang dipakai adalah PG pesarium vaginal 1 mg yang dimasukkan vagina, sebanyak 5 pesarium PG setiap 3 jam. Penderita dirawat 12-15 jam untuk pengawasan.

Induksi abortus :
Dipakai PGF2 dosis 25 mg atau PGE2 sejumlah 5 mg dalam larutan 10 ml garam fisiologis dengan cara disuntikkan dalam kantong amnion secara trans abdominal. Biasanya setelah 1 atau 2 kali suntikan abortus akan berlangsung selama 24 jam.

Induksi persalinan :
a.Suntikan IM 0,5 mg 15 metil PGF2 metil ester dalam 1 cc solvens, suntukkan di gluteus tiap 8 jam. Maksimal suntikan 5 dosis.
b.Tablet PGE2 peroral, 0,5 mg. Tablet 0,5 mg ditelan selang tiap 1 jam selama 4 jam pertama.. Selanjutnya 1 mg tiap jam selama 4 jam. Dilanjutkan 1,5 mg tiap jam selama 8 jam berikutnya.
c.PG pesarium vagina. Jenis yang dipakai adalah Pesarium vagina PG ONO 802

Komplikasi : mual, muntah, diare dan demam.

HISTEROTOMI
Histerotomi dilakukan jika cara dilatasi gagal atau serviks terlalu kecil. Ada dua macam histerotomi yaitu histerotomi abdominal dan histerotomi vaginal.

1 comment:

  1. malam mw tanya nih. apa dokter tau dimana saya bs memperoleh/beli busi hegar no.19 s/d 22. trima kasih.

    ReplyDelete